AL-MAHABBAH(cinta) adalah satu kata yang teramat ringan untuk diungkap, terlalu mudah untuk dikira, sehingga tak hairan andai ramai orang mengatakan telah memilikinya. Cinta, bagaikan lapar dan dahaga, semua jenis manusia dalam setiap peringkat usia pernah merasai getarannya, meskipun dari segi objek dan kadarnya berbeza-beza.
Cinta memang urusan hati, yang tidak dapat secara langsung dikesan oleh pancaindera. Tapi, setidaknya ia mempunyai alamat yang sangat jelas dan selalunya terjadi pada orang yang bercinta, di antaranya :
1. Banyak mengingat dan menyebut kekasihnyaManusia yang sedang mencintai sesuatu pasti tidak akan melepaskan kecintaannya, dari ingatannya terhadap kekasih walau sejenak. Ketika makan, minum, sedang bermain atau bersendiri, dia akan terkenang-kenangkan kekasihnya lantas menyebut namanya. Sepertimana dalam surah Al-Ahzab ayat 41 :
"Wahai orang-orang yang beriman, sebutlah nama Allah dengan sebutan yang banyak"Namun, cinta tak cukup dengan hanya melafazkan sahaja. Firman Allah dalam surah An-Nisa ayat 142:
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk solat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya' (dengan solat) dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut nama Allah kecuali sedikit sahaja"Perlu diingat, bahawa Allah menyebut MUNAFIK bagi orang yang sedikit mengingatiNya. Khuzaifah Al-Yamani, seorang sahabat yang pakar dalam bidang kemunafikan, dan secara langsung mendapat pengiktirafan dari Rasulullah dalam penegsanan masalah munafik menyatakan:
"Barang siapa merasa aman dari kemunafikan bererti dia munafik"Diantara doa yang sering dilantunkan Khuzaifa setiap kali selesai solat adalah:
"Ya Allah! Aku berlindung kepadaMu dari khusuyuknya orang-orang munafik"2. Rasa rindu untuk bertemu kekasihOrang yang sedang bercinta, rindunya terhadap kekasih sering bertamu di hati. Pertemuan dengan kekasihnya adalah saat yang sangat didambakan. Walau apa jua rintangan, dia akan berusaha untuk melepasinya.
Seorang muslim yang cinta Allah tidak akan takut mati, kerana itulah satu-satunya waktu dia dapat menemuiNya. Inilah perkiraan yang membawa Khalid Al-Walid sang komandan agung pasukan Islam berkata kepada pasukan musuh:
"Telah datang kepada kamu sekelompok manusia yang mencintai mati sebagaimana kamu mencintai hidup"Kini manusia mengenali mati sebagai bencana besar, maka kata jihad bagai hantu yang sangat menakutkan. Inilah yang disebut Rasulullah sebagai umat yang telah diserang virus wahn, yang antaranya ialah
hubbuddunya wa karohiyatul maut, satu penyakit yang jauh lebih berbahaya dari AIDS.
Kacamata manusia sekarang memandang aneh atas apa yang dilakukan oleh para mujahidin Afghan, tangan-tangan batu anak-anak Palestin yang begitu nekad menerjang maut. Mungkin ada yang pengsan andai mereka melihat senarai daftar nama peperangan sahabat selama lapan puluh tahun mereka hidup di Madinah.
Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya yang sedang dilakukan oleh mujahid itu. Mereka berperang bukan sekadar mencari kemenangan, tapi yang utama mencari lirikan redha Allah.Kerana itu mereka membunuh dan terbunuh. Mereka mencari sanjungan dan pujian, tapi hanya pujian Allah, bukan sanjungan makhluk rendah model manusia.
3. Merasakan asiknya berbicara berduaan dengan kekasihBerkhalwat dengan kekasih merupakan idaman orang yang bercinta. Orang mukmin yang mencintai Allah sebenar-benar cinta akan merasa asyiknya bermunajat dalam doa, dalam solat dan dalam butiran pengharapannya. Orang-orang ini segera memenuhi panggilan Allah, tidak akan membuang masa atau menunda-nunda untuk segera berdialog dengan kekasihnya.
Solat adalah salah satu media dialog dengan sang Khaliq. Orang yang masih malas untuk menemuiNya seharusnya malu dengan sindiran Allah dalam surah An-Nisa ayat 142:
"...Dan apabila mereka berdiri untuk solat mereka berdiri dengan malas"!
Khanzalah, seorang sahabat muda yang baru menikmati saat malam pertama pernikahannya, tiba-tiba terdengar panggilan yang boleh memitamkan manusia zaman ini; panggilan jihad, panggilan Illahi. Dengan tergesa-gesa dia menyuruh isterinya menyiapkan pedang dan pakaiannya. Sepantas kilat, dia masuk ke medan perang.
Pabila pagi, sahabat dikejutkan oleh sesusuk mayat yang basah kuyup oleh siraman air, padahal tiada hujan mahupun mata air. Mereka menanyakan isterinya perihal itu. Dengan malu-malu sang isteri menjawab,
"Dia sedang junub ya Rasulullah dan ketika pergi dia belum sempat mandi" Rasulullah mengatakan:
"Aku melihat sesusuk mayat terangkat ke langit dan dimandikan malaikat. Dialah Khanzalah si syahid yang dimandikan malaikat"4. Rasa cemburu dan marah apabila kekasih diganggu atau direndahkanSang kekasih tak akan sanggup melihat buah hatinya diinjak-injak oleh orang lain. Bagaimanakah cinta seorang muslim apabila melihat ayat Allah diperlekehkan, dihina, dikatakan ayat syaitan, dia tenang sahaja tanpa tersinggung?
5. Bergetar pabila disebut nama kekasihSepertimana yang disebut dalam surah Al-Anfal ayat 2:
"Orang-orang mukmin itu hanyalah mereka yang apabila disebut nama Allah bergetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah bertambahlah keimanan meraka..."Apa perasaan kekasih kita, andai kita mengingkari kata-katanya, tidak memahami surat cintanya, atau mungkin sekadar menerima tapi tidak membacanya, malah yang lebih parah mengoyak dan membuang surat darinya? Tentulah kekasih akan marah, mungkin minta putus. Surat cinta dari Allah adalah Al-Quran, yang terlalu mahal harganya, penuh dengan pesanan, sarat dengan ilmu. Jangan sampai Allah memutuskan hubungannya dengan kita. Nauzubillah...
Ini hanyalah beberapa petanda, namun dimana cinta kita? Siapa yang lebih dominan di hati kita? Siapa yang sering kita sebutkan? Siapa pula yang paling kita harapkan, kita ingat dan rasa kehadirannya? Masuk kelompok manakah kita? Tepuk dada, tanya iman.
Para sahabat Rasulullah, generasi pertama yakni generasi terbaik umat ini, merupakan contoh kehidupan manusia iaitu manusia yang cinta pada benda berjasad. Cinta para sahabat jauh dari cinta kepada isteri, anak, keluarga, harta dan kenderaan bahkan kepada diri mereka sendiri. Allah bagi mereka merupakan tempat berlabuhnya cinta yang pertama dan utama.
Tapi dengan berlalunya waktu, kekuatan kebendaan mulai menampakkan cengkamannya. Dengan penampilan yang semakin hari semakin mendapat tempat di hati manusia, termasuk golongan muslim, jaring-jaring materialisme begitu kuat menyemat hati. Ketergantungan seseorang kepada kekuatan ghaib, yang pada mulanya merupakan asas kekuatan hidup, kini dianggap tahayyul dan khurafat.
Kenyataannya, cinta yang diikrarkan oleh sekian ratusan juta musli terhadap Robb-nya semakin hambar dan hilang kelazatannya. Kata-kata cinta kepada Allah, Rasul dan Islam kini hanya tinggal slogan-slogan kosong yang tidak mempunyai roh lagi!